Penggunaan
Teknologi Garis Gawang Pertama Kali di Ajang Bergengsi Piala Dunia
Inilah sejarah baru dalam ajang
paling bergengsi di dunia, penggunaan teknologi untuk pertama kalinya dalam
sepak bola internasional. Sejak Piala Dunia pertama kali digelar pada tahun
1930, barulah Federasi Sepak bola Dunia (FIFA) secara resmi pada hari Selasa,
19 Februari 2013 mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk menggunakan
unsur teknologi dalam mengambil sebuah keputusan di lapangan oleh wasit.
Teknologi ini diberi nama Teknologi Garis Gawang (Goal Line Technology/GLT).
Merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati garis gawang
dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang sama membantu
wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi atau tidak. GLT tidak ditujukan
untuk menggantikan peran wasit dan para hakim garis, namun lebih membantu
mereka dalam membuat keputusan di lapangan pertandingan. GLT harus memberikan
sebuah indikasi yang jelas mengenai apakah bola telah sepenuhnya melewati garis
gawang dan informasi ini nantinya berperan untuk membantu wasit dalam membuat
keputusan akhir.
Penggunaan teknologi ini bukan tanpa
alasan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa sepak bola sekarang ini membutuhkannya.
Salah satunya yaitu untuk mengatasi pengambilan keputusan seorang wasit yang
kontroversial di sejumlah pertandingan. Adanya gol-gol hantu yang sering
terjadi di dalam lapangan, banyak juga wasit yang kurang jeli melihatnya baik
itu hakim garis di pinggir lapangan maupun wasit yang berada di dalam lapangan.
Sebutan “gol hantu” adalah istilah untuk menggambarkan keputusan yang menjadi
perdebatan dimana melibatkan kontroversi mengenai apakah bola melewati garis
gawang atau tidak. Semua orang yang berada dalam stadion memang tidak
mengetahui begitu jelas secara langsung ketika gol hantu terjadi. Karena di
dalam stadion tidak disediakan tayangan ulang. Justru para penonton diluar
stadion dimana jumlah penonton lebih banyak yang secara jelas melihat gol-gol
hantu, karena tayangan ulangnya ditampilkan berulang kali. Adapun pertandingan
yang terkait dengan kasus garis gawang paling dikenang sepanjang sejarah sepak
bola adalah sebagai berikut:
- Final Piala Dunia 1966 yang mempertemukan Inggris dengan Jerman.
- Leg Kedua Semifinal Liga Champions pada tahun 2005 (Liverpool melawan Chelsea).
- Putaran Kedua Piala Dunia 2010, Inggris melawan Jerman.
- Semifinal Piala FA 2012 (Chelsea melawan Tottenham).
- EURO tahun 2012 ketika Ukraina melawan Inggris.
Selain kelima pertandingan tersebut, kasus ini sering
muncul di kompetisi level klub di Eropa seperti Liga Premier Inggris dan Liga
Italia Seri A. Di Liga Spanyol juga pernah terjadi hal yang demikian. Berikut
gambaran secara jelas tentang gol hantu.
Gol Frank Lampard yang dianulir oleh wasit (Putaran Kedua Piala Dunia 2010)
Meskipun FIFA telah meresmikannya, penggunaan
teknologi ini masih ditolak oleh Federasi Sepak bola Eropa (UEFA) melalui
pimpinan otoritas sepak bola tersebut yaitu Michel platini.
Menurut Platini teknologi hanya akan membuat elemen kesalahan pada manusia tiada, padahal itu merupakan daya tarik tersendiri bagi fans.
Menurut Platini teknologi hanya akan membuat elemen kesalahan pada manusia tiada, padahal itu merupakan daya tarik tersendiri bagi fans.
Namun, penggunaan enam wasit di
setiap pertandingan ternyata tak lantas menjadi solusi mengambil keputusan di
lapangan. Buktinya, hal demikian masih terjadi di pentas sebesar EURO pada
tahun 2012 di babak penyisihan Grup D (Ukraina melawan Inggris). Saat itu,
tendangan dari pemain Ukraina yaitu Marko Devic ke gawang Inggris berhasil
ditendang keluar oleh bek yang bermain di klub Chelsea, John Terry. Tetapi
dalam tayangan ulang, sangat jelas terlihat bahwa bola tersebut telah melewati
garis gawang. Sayangnya, wasit tambahan yang berada di sisi gawang Inggris
waktu itu memutuskan bahwa bola belum melewati garis. Hasilnya, Inggris menang
tipis 1-0.
Gol Marko
Devic dihalau keluar oleh John Terry ketika Ukraina melawan Inggris di babak
penyisihan Grup D EURO 2012
Setelah FIFA melakukan pengujian
terhadap beberapa kandidat potensial untuk teknologi garis gawang, hanya dua
sistem yang mampu berhasil bertahan. Dan pada 5 Juli 2012, International
Football Association Board (IFAB) secara resmi menyetujui penggunaan teknologi
garis gawang (GoalRef dan Hawk-Eye). Pengujian kedua dilakukan, dan hasilnya
pada bulan Desember 2012 FIFA mengumumkan bahwa akan memperkenalkan teknologi
tersebut untuk pertama kalinya melalui sebuah pertandingan kompetitif (Piala
Dunia Antarklub FIFA 2012) di Jepang. Kedua teknologi akan digunakan di stadion
tempat penyelenggaraan.
Sebenarnya sistem Hawk-Eye sudah
digunakan di tenis dan cricket dan teknologi ini dimiliki oleh Perusahaan yang
bernama Sony. Sedangkan GoalRef sendiri memang dirancang khusus untuk olahraga
sepakbola. Di dalam teknologi GoalRef, bola akan dilengkapi teknologi khusus.
Bola yang berteknologi, nantinya akan dideteksi oleh alat elektronik yang mana
terpasang tepat di garis dalam gawang. Dengan salah satu teori fisika yang ada,
prinsip kerja alat ini akan menggunakan Efek Doppler. Ketika bola melewati
garis dalam, maka sensor dari alat sensor akan bekerja. Para pengusung GoalRef
pun mengklaim, bahwa teknologi ini bisa cocok digunakan untuk segala jenis
bola.
Tinggal menunggu kepastian dari IFAB saja, teknologi manakah yang nantinya sesuai dengan kebutuhan FIFA. Dan kabarnya, Liga Premier Inggris akan menggunakan satu dari dua pilihan teknologi yang ada di musim depan. Sedangkan untuk liga di Spanyol teknologi garis gawang ini masih akan digunakan dalam dua atau tiga tahun dari 2013.
Namun ternyata, ada dua
provider lagi yang mengajukan diri di awal tahun 2013 lalu yaitu Goal Control
dan Cairos. Beberapa pihak pun memprediksi bahwa Hawk-Eye akan memenangi tender
tersebut, tetapi perusahaan asal Inggris itu (Hawk-Eye) kalah saing dengan
GoalControl. FIFA lebih memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan asal
Jerman tersebut. FIFA lebih berkenan dengan teknologi yang diusung GoalControl
dan merekan pun menyisihkan tiga kompetitor lainnya.
Teknologi versi Jerman ini
menggunakan kamera dengan kecepatan tinggi sebanyak 14 kamera, dimana akan
ditempatkan di berbagai titik di sekitar stadion. Dengan kamera-kamera
tersebut, maka tidak perlu modifikasi di lapangan-lapangan yang sudah
berdiri. Oleh karena kesederhanaan sistem yang ditawarkan tersebut,
inilah yang membuat GoalControl menang di tender FIFA.
Penggunaan teknologi garis gawang
(GoalControl) ini akan dipakai pada Piala Konfederasi 2013 yang akan digelar
pada 15-30 Juni mendatang, jika penggunaannya lancar akan dilanjutkan di Piala
Dunia 2014 di Brasil. Sehingga teknologi ini akan lebih sempurna untuk
digunakan ke depannya di liga-liga domestik.
Semoga tidak terjadi lagi gol-gol
hantu di pertandingan yang menentukan dan keputusan wasit pun bisa lebih
dipercaya oleh setiap penonton baik di dalam maupun di luar stadion.
0 komentar:
Posting Komentar