Selasa, 12 November 2013

kalimat efektif





A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Pengertian Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.
Artinya disini Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Tentu saja dalam pembuatan kalimat efektif harus tidak boleh sembarangan karena ini akan dipakai dalam penulisan karya ilmiah, ppt maupun makalah. Maka dari itu wajib memenuhi syarat-syarat yang sudah di tetapkan, supaya kalimat yang dibuat benar-benar menjadi efektif.

 B. UNSUR-UNSUR  KALIMAT EFEKTIF
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
   1.  Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a.       Ayahku  sedang melukis.
      b.      Meja direktur besar.
      c.       Yang berbaju batik dosen saya.
      d.      Berjalan kaki menyehatkan badan.
      e.       Membangun jalan layang sangat mahal.
         Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
        Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
a.          Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b.         Di sini melayani obat generic.
c.          Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
      2.  Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a.    Kuda meringkik.
b.    Ibu sedang tidur siang.
c.    Putrinya cantik jelita.
d.   Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e.    Kucingku belang tiga.
f.     Robby mahasiswa baru.
g.    Rumah Pak Hartawan lima.
          Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
          Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a.       Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b.      Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c.       Bandung yang terkenal kota kembang.
    Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali dengan huruf  kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.
     3.   Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
a.       Nurul menimang …
b.      Arsitek merancang …
c.       Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a.       Nenek mandi.
b.      Komputerku rusak.
c.       Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
a.       1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2)   Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
b.      1) Orang itu menipu adik saya (O)
2)   Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
       4.   Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
a.       Ketua MPR membacakan Pancasila.
       S                  P             O
b.      Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
            S                    P            Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
        S                     P               O
        Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
        Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a.       Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b.      Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
c.       Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d.      Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
e.       Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
     5.   Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
         Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA
No.
Jenis keterangan
Posisi/penghubung
Contoh pemakaian
1.
Tempat
Di
Ke
Dari
Pada
Di kamar, di kota
Ke Surabaya, ke rumahnya
Dari Manado, dari sawah
Pada permukaan
2.
Waktu
-
Pada
Dalam
Se-
Sebelum
Sesudah
Selama
sepanjang
Sekarang, kemarin
Pada pukul 5 hari ini
Dalam 2 hari ini
Sepulang kantor
Sebelum mandi
Sesudah makan
Selama bekerja
Sepanjang perjalanan
3.
Alat
dengan
Dengan pisau, dengan mobil
4.
Tujuan
Supaya/agar
Untuk
Bagi
Demi
Supaya/agar kamu faham
Untuk kemerdekaan
Bagi masa depan
Demi orang tuamu
5.
Cara
Secara
Dengan cara
Dengan jalan
Secara hati-hati
Dengan cara damai
Dengan jalan berunding
6.
Kesalingan
-
Satu sama lain
7.
Similatif
Seperti
Bagaikan
Laksana
Seperti angin
Bagaikan seorang dewi
Laksana bintang di langit
8.
Penyebab
Karena
Sebab
Karena perempuan itu
Sebab kegagalannya
9.
Penyerta
Dengan
Bersama
Beserta
Dengan adiknya
Bersama orang tuanya
Beserta saudaranya
  C. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya:
1)      Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
*      Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
*      Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
*      Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a.       Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.      Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
*      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting
.
2)      Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a.       Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.      Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
3)      Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
*      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
*      Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
*      Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
*      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
*      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
4)      Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
*      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
   *      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan contoh:
a .       Ia memakai baju warna merah.
b .      Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
   *      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a .       Dia hanya membawa badannya saja.
b .      Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a.      Dia hanya membawa badannya.
b.      Sejak pagi dia bermenung.
   *      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.
5)      Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a .       Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b .      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.
·         Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
6)      Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a .       Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.       Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
7)      Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
  D. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.   Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
  E. STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF
Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1.    Buat Papa menulis surat saya.
2.    Surat saya menulis buat Papa.
3.    Menuis saya surat buat Papa.
4.    Papa saya buat menulis surat.
5.    Saya Papa buat menulis surat.
6.    Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.
Sumber : 
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html. 

 http://kalimatefektif2013.blogspot.com/

CONTOH KALIMAT YANG TIDAK EFEKTIF YANG ADA PADA MAJALAH. CONTOH GAMBARNYA SEPERTI DIBAWAH INI:
                                                                         


Jika dilihat dengan seksama, di dalam majalah tersebut ada terdapat beberapa kalimat - kalimat yang tidak efektif, kalimat - kalimat tersebut bisa diganti menjadi kalimat yang efektif agar para pembaca dapat dengan mudah memahami apa isi dan makna dari suatu artikel.
Berikut beberapa kalimat yang tidak efektif  yang terdapat dalam majalah tersebut:




Kalimat tidak efektif: Hari itu sekitar pertengahan 2007, iin Hindrian(26), warga kota Bandung, jawa barat diberi beberapa butir permen yang berkemasan menarik oleh kakaknya.


Kalimat efektif: : Hari itu sekitar pertengahan 2007, iin Hindrian(26), warga Bandung, jawa barat diberikan beberapa butir permen yang berkemasan menarik oleh kakaknya. Bandung merupakan nama kota jadi tidak perlu didahului kata kota


Read More ->>

Minggu, 20 Oktober 2013

Menbuat garis menggunakan open gl


OpenGL (Open Graphics Library) adalah suatu spefikasi grafik yang low-level yang menyediakan fungsi untuk mempermudah pekerjaan atau untuk keperluan – keperluan pemrograman grafis (Graphics Programming / GP), termasuk grafik primitif (titik, garis, dan lingkaran). OpenGL(Open Graphic Library) adalah sebuah library terdiri dari berbagai macam fungsi dan biasanya digunakan untuk menggambar sebuah objek 2D ata 3D. OpenGL bersifat Open-Source, multi-platform dan multi-language.

OpenGL juga merupakan suatu antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface (API) yang tidak tergantung pada piranti dan platform yang digunakan, sehingga OpenGL dapat berjalan pada sistem operasi Windows, UNIX,SGI, Linux, frreBSD dan sistem operasi lainnya.
OpenGL pada awalnya didesain untuk digunakan pada bahasa pemrograman C/C++, namun dalam perkembangannya OpenGL dapat juga digunakan dalam bahasa pemrograman yang lain seperti Java, Tcl, Ada, Visual Basic, Delphi, maupun Fortran. Namun OpenGL di-package secara berbeda-beda sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan

Sejarah OpenGL

Tahun 1980-an, mengembangkan perangkat lunak yang dapat berfungsi dengan berbagai hardware grafis adalah tantangan nyata. Pengembang perangkat lunak antarmuka dan kebiasaan menulis driver untuk setiap perangkat keras yang menjadikannya semakin mahal dan mengakibatkan banyak duplikasi.
OpenGL Dikembangkan oleh Silicon Graphics (SGI) pada tahun 1990-an. Pendahulu openGL adalah IRIS GL dari Silicon Grapics, yang pada awalnya berupa GL(Glut Library) 2D, yang berevolusi menjadi API program 3D untuk workstation canggih milik perusahaan tersebut.
OpenGL adalah hasil dari usaha SGI untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan portable IRIS. API grafis yang baru akan menawarkan kemampuan IRIS GL tetapi dengan standar yang lebih terbuka, dengan input dari pembuatan hardware lain dan sistem operasi lain, dan akan memudahkan adaptasi ke hardware platform dan sistem operasi lain. SGI menganggap bahwa IrisGL API itu sendiri tidak cocok untuk membuka karena masalah lisensi dan paten. Juga, IrisGL memiliki fungsi-fungsi API yang tidak relevan dengan grafis 3D. Sebagai contoh, termasuk windowing, keyboard dan mouse API, sebagian karena dikembangkan sebelum Sistem X Window dan Sun’s NEWS sistem dikembangkan.
Untuk lebih mempopulerkan openGL SGI mengijinkan pihak lain untuk mengembangkan standart openGL,dan beberapa vendor menyambut hal tersebut dengan membentuk OpenGL Architecture Review Board (ARB).

Untuk contoh programnya “klik di sisni”



Read More ->>

Sabtu, 19 Oktober 2013

bahasa indonesia


pilihan kata - diksi

keterangan  :   - cetakan hitam kosa kata sebelum di perbaiki 
                      - ( ) dalam kurung,kosa kata sesudah di perbaiki

"Di usiaku ini, twenty nine my age (My age is 29), aku masih merindukan apresiasi (penilaian ) karena basically ( pada dasarnya ), aku senang musik, walaupun kontroversi hati (pertentangan batin ) aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran (keadaan makmur )yang kita pilih ya."

"Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego (
Kita tidak boleh egois )terhadap satu kepentingan dan kudeta (perebutan kekuasaan dengan paksa ) apa yang kita menjadi keinginan."

"Dengan adanya hubungan ini," "bukan mempertakut ( menakuti ) , bukan mempersuram ( memperburuk ) statusisasi ( Status ) kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident ( Yakin )."

"Tapi, kita harus bisa mensiasati (menumbuhkan ) kecerdasan itu untuk labil ekonomi ( goyah ekonomi )  kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga..." kata Vicky lagi.

Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang ya..."

"Nantilah, kita komunikasikan lagi,"

Read More ->>

Minggu, 13 Oktober 2013

mengubah kata tidak baku menjadi kata baku


Belarusia Tak Sanggup Jinakkan Tim Matador


Bola.net - Spanyol berhasil menuai poin penuh saat mengalahkan Belarusia 2-1, pada lanjutan laga kualifikasi Piala Dunia di Estadio Son Moix, (12/10).

Dua gol La Furia Roja masing-masing diciptakan oleh Xavi Hernandez dan Alvaro Negredo di babak kedua. Sedangkan gol hiburan bagi Belarusia dibuat oleh Sergei Kornilenko menjelang laga berakhir.

Sejak pertandingan dimulai, tim juara bertahan Piala Dunia langsung memainkan penguasaan bola untuk membongkar pertahanan Belarusia. Sayangnya banyak upaya La Furia Roja kandas, karena tim tamu lebih banyak menumpuk pemain di pertahanan.

Xavi mencoba peruntungan melalui tendangan bebas di depan kotak penalti, setelah Pedro Rodriguez dijatuhkan defender Belarusia. Sayang tendangannya masih belum berhasil menggetarkan jala Aleksandr Gutor.

Hampir di sepanjang 45 menit pertama tuan rumah mendominasi pertandingan. Bahkan hingga menit ke-20, tim Matador mencatatkan 83 persen penguasaan bola. Sementara itu, Michu yang menjalani debut timnas tampak kesulitan mengikuti irama permainan.

Belarusia sendiri sempat membalas serangan Spanyol melalui serangan balik dan tendangan jarak jauh. Aleksandr Martynovich sempat melepaskan sepakan dari luar kotak penalti, namun upayanya masih melambung.

Hingga babak pertama usai, skor imbang tanpa gol masih menghiasi pertandingan di Estadio Son Moix. Di babak kedua, kendali permainan tetap berada di tangan tuan rumah.

Di menit 52 Michu berpeluang melakukan tendangan, setelah menerima umpan sepak pojok dari Xavi. Sayangnya sepakan voli bomber Swansea City itu tak menemui sasaran, setelah gagal mengenai bola dengan sempurna.

Spanyol baru bisa memecah kebuntuan pada menit ke-61, melalui Xavi. Kemelut di muka gawang Belarusia membuat bola mengarah pada Gerard Pique, yang seketika mengirimkan bola ke tengah dan langsung disambar rekan seklubnya dengan tendangan keras. Spanyol unggul 1-0.

Enam menit kemudian, Negredo dimasukkan untuk mengganti posisi Michu di lini depan. Dan keputusan Vicente Del Bosque terbukti tepat, setelah striker Manchester City itu sukses menggandakan keunggulan di menit ke-78.

Berhasil mendapat celah kosong di kotak penalti Belarusia, Negredo menyambut umpan silang Sergio Ramos dari sisi kanan, dengan sebuah diving header yang kembali tak mampu dihadang Gutor. Spanyol unggul 2-0.

Menjelang pertandingan berakhir, tim tamu berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2, melalui gol Kornilenko yang masuk di babak kedua. Mendapat through pass dari Sergei Krivets yang juga masuk di babak kedua, Kornilenko melepas tembakan mendatar ke tiang jauh Victor Valdes.

Sayangnya hingga pertandingan usai, Belarusia gagal menyamakan kedudukan dan harus merelakan tiga poin kepada Spanyol. Tambahan tiga poin membuat Spanyol tetap memimpin dengan 17 poin, sedangkan Belarusia tak beranjak dari dasar klasemen grup I dengan empat poin.

Dengan sisa satu pertandingan, maka Spanyol masih harus bersaing dengan Prancis di posisi kedua, dengan selisih tiga poin. Di laga selanjutnya, Spanyol akan menghadapi Georgia, sementara Prancis menghadapi Finlandia.


Setalah di koreksi:



Belarusia tidak Sanggup menjinakan Tim Matador


Bola.net - Spanyol berhasil mendapatkan poin penuh saat mengalahkan Belarusia 2-1, pada lanjutan laga kualifikasi Piala Dunia di Estadio Son Moix, (12/10).

Dua gol La Furia Roja masing-masing di ciptakan oleh Xavi Hernandez dan Alvaro Negredo di babak kedua, Sedangkan gol hiburan bagi Belarusia di buat oleh Sergei Kornilenko menjelang laga berakhir.

Sejak pertandingan di mulai, tim juara bertahan Piala Dunia langsung memainkan penguasaan bola untuk membongkar pertahanan Belarusia. Sayangnya banyak upaya La Furia Roja kandas, karena tim tamu lebih banyak menumpuk pemain di pertahanan.

Xavi mencoba peruntungan melalui tendangan bebas di depan kotak penalti, setelah Pedro Rodriguez di jatuhkan defender Belarusia. Sayang tendangannya masih belum berhasil menggetarkan jala Aleksandr Gutor.

Hampir di sepanjang 45 menit pertama tuan rumah mendominasi pertandingan. Bahkan hingga menit ke-20, tim Matador mencatatkan 83 persen penguasaan bola. Sementara itu, Michu yang menjalani debut timnas tampak kesulitan mengikuti irama permainan.

Belarusia sendiri menyempatkan membalas serangan Spanyol melalui serangan balik dan tendangan jarak jauh. Aleksandr Martynovich sempat melepaskan tendangan dari luar kotak penalti, namun upayanya masih melambung.

Hingga babak pertama selesai, skor imbang tanpa gol masih menghiasi pertandingan di Estadio Son Moix. Di babak kedua, kendali permainan tetap berada di tangan tuan rumah.

Di menit 52 Michu berpeluang melakukan tendangan, setelah menerima umpan sepak pojok dari Xavi. Sayangnya tendangan voli bomber Swansea City itu tak menemui sasaran, setelah gagal mengenai bola dengan sempurna.

Spanyol baru bisa memecahkan kebuntuan pada menit ke-61, melalui Xavi. Kemelut di muka gawang Belarusia membuat bola mengarah pada Gerard Pique, yang seketika mengirimkan bola ke tengah dan langsung di sambar rekan seklubnya dengan menendang keras. Spanyol unggul 1-0.

Enam menit kemudian, Negredo di masukkan untuk menggantikan posisi Michu di lini depan. Dan keputusan Vicente Del Bosque terbukti tepat, setelah striker Manchester City itu sukses menggandakan keunggulan di menit ke-78.

Berhasil mendapat celah kosong di kotak penalti Belarusia, Negredo menyambut umpan silang Sergio Ramos dari sisi kanan, dengan sebuah diving header yang kembali tak mampu dihadang Gutor. Spanyol unggul 2-0.

Menjelang pertandingan berakhir, tim tamu berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2, melalui gol Kornilenko yang masuk di babak kedua. Mendapat through pass dari Sergei Krivets yang juga masuk di babak kedua, Kornilenko melepaskan tembakan mendatar ke arah tiang jauh Victor Valdes.

Sayangnya hingga pertandingan selesai, Belarusia gagal menyamakan kedudukan dan harus merelakan tiga poin kepada Spanyol. Tambahan tiga poin membuat Spanyol tetap memimpin dengan 17 poin, sedangkan Belarusia tidak beranjak dari dasar klasemen grup I dengan empat poin.

Dengan menyisakan satu pertandingan, sehingga Spanyol masih harus bersaing dengan Prancis di posisi kedua, dengan selisih tiga poin. Di laga selanjutnya, Spanyol akan menghadapi Georgia, sementara Prancis menghadapi Finlandia.


http://www.bola.net/galeri/spanyol_vs_belarusia_kualifikasi_piala_dunia_2014.html
Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
simple, kadang nyebelin, kadang menyenagkan, sedikit pemalas tapi bertanggung jawab